KM STIA Tabalong – Pada malam tanggal 31 Desember 2024, aula terbuka Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Tabalong menjadi saksi bisu sebuah pertunjukan seni yang sarat makna. Dalam rangka memperingati Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari STIA Tabalong berkolaborasi apik dengan komunitas seni Wijaya Art mempersembahkan pertunjukan bertajuk “Tumbal”. Karya ini menjadi refleksi mendalam melalui seni tentang luka sejarah perbudakan dan suara-suara yang selama ini terbungkam.
Pertunjukan “Tumbal” dikemas dalam format tari kontemporer yang berpadu harmonis dengan elemen teater. Gerak tubuh para penari menjadi bahasa yang kuat, menyampaikan pesan tentang penderitaan, pengorbanan, dan perjuangan kemanusiaan yang direduksi menjadi objek, terpasung kebebasannya. Sementara itu, sentuhan teatrikal memperdalam narasi, menggambarkan realitas bahwa perbudakan dalam berbagai bentuk modernnya masih menjadi isu yang relevan di masa kini.
Salah satu pengisi acara menyampaikan pesan kuat di balik pertunjukan ini, “’Tumbal’ bukan hanya mengenang mereka yang menjadi korban di masa lalu, tetapi juga menyadarkan kita yang hidup saat ini bahwa perbudakan belum sepenuhnya musnah, ia hanya bertransformasi menjadi wajah yang berbeda.”
Kolaborasi antara UKM Tari STIA Tabalong dan Wijaya Art berhasil menghadirkan sebuah pengalaman baru di panggung kampus. Pertunjukan ini tidak sekadar menyuguhkan hiburan visual, namun juga mampu menyentuh emosi, membangkitkan kesadaran kritis, dan mengajak para penonton untuk melakukan refleksi mendalam mengenai isu perbudakan. Suasana hening menyelimuti aula selama pertunjukan berlangsung, menandakan betapa penonton terhanyut dalam alur cerita yang penuh dengan kesedihan namun tetap memancarkan secercah harapan.
Acara ini juga menjadi bukti nyata peran penting seni dalam menyuarakan isu-isu sosial yang krusial. Tari dan teater bukan hanya sekadar bentuk ekspresi diri, tetapi juga dapat menjadi medium perlawanan yang efektif terhadap ketidakadilan.
Melalui pertunjukan “Tumbal”, UKM Tari STIA Tabalong dan Wijaya Art berhasil menunjukkan bahwa tubuh dapat menjadi medium komunikasi yang kuat, keheningan pun dapat menyampaikan pesan yang lantang, dan seni memiliki potensi besar untuk menginspirasi perubahan. Sebuah penutup tahun yang tidak hanya memukau secara estetika, tetapi juga kaya akan makna dan pesan yang mendalam.